Minggu, 28 September 2014

HUBUNGAN PENYAKIT DENGAN DOSA-DOSA

 Allah Ta’ala berfirman : “dan musibah apapun yang menimpamu, maka itu adalah akibat dari ulah tanganmu sendiri” (QS. Asy-syura/42 : 30)

Abu bilad yang terlahir dalam keadaan buta bertanya kepada al-Ala’ bin Badr : “Bagaimana penerapan ayat ini pada dirinya, padahal ia menderita buta mata sejak dalam kandungan ibunya?”. Jawaban al-Ala’ bin Badr sangat mengejutkan, ia berkata : “itu adalah akibat dari dosa kedua orang tuamu” (Tafsir Ibnu Abi Hatim 10/3279 dan Tafsir al-Baghawi 7/355).

            Salah satu da’i yang sering membahas hubungan antara penyakit dan dosa-dosa kita adalah ustadz Danu dimana beliau sudah 15 tahun meneliti hubungan antara sakit kita dengan kesalahan kita. Berikut ringkasan dari ceramah beliau dalam beberapa episode yang sempat kami rangkum sebagai bahan instropeksi kita semua sebagai hamba Sang Pencipta :

Tumor otak : sering memikirkan dengan jengkel terhadap suami/orang tua

Lutut kanan sakit : Kalau mempunyai keinginan (untuk kebaikan) ngotot ingin langsung dikerjakan.

Sering Bersin lama, diikuti batuk dan sesak napas ;  Sering Bersin : banyak sekali yang dipikirkan, Batuk : yang dipikirkan tersebut bikin gregetan (selalu ngomel), dan sesak napas : jengkel, ada masalah tapi belum ada solusi

Pengliatan suram (ada yang tumbuh di mata) : kalau melihat perbuatan suami/anak suka jengkel

Sakit jantung : suka marah.

Sakit mag kronis :Sering ngomel di rumah

Mata kiri sering berkedut-kedut;kalau dari kecil : orang tuanya suka melihat keburukan orang lain, kalau setelah dewasa : punya ”ilmu” tertentu.

Perut sebelah kanan sakit (ada kista) : didalam Rumah Tangga sering meminta suami/anak berbuat baik tapi dengan Jengkel

Diabetes : Merasa solusinya/pendapatnya paling benar dan kalau menyuruh : harus!Cara mengobatinya : belajar untuk tidak banyak berkomentar terhadap sesuatu.

Sakit kepala, lemas pada tangan kanan dan kaki kanan, tidak ada kekuatan untuk berdiri : Punya masalah dimana khawatir sekali yang sampai sekarang masalah tersebut belum tuntas

Kolesterol Tinggi (tapi tidak ada asam urat) : Kaku dalam pendapat dan bila dinasehati diam saja tapi tidak jalan.

Rabun dekat + jauh + senja; Rabun jauh : kalau dalam suatu majelis sering kalau diajak bicara tidak melihat langsung,kalau di majelis senang bercerita terus, pengen didengar (tapi tidak pamer)

Lemas (karena levernya rusak sehingga tidak bisa memproduksi sel darah) : akibat kekakuan hati

Kaki sering kesemutan, perlahan-lahan menjalar ke tangan, tapi mata tidak ada apa-apa (tidak ada gejala stroke) : Punya amalan aneh-aneh, wirid yang aneh-aneh/tidak ada tuntunannya/bid’ah, pernah diisi suatu ”ilmu”/cakra/tenaga dalam.

Tumor di usus besar : sering menyimpan amarah

Pendengaran berkurang : dinasehati tidak mau mendengarkan

Klep jantung bocor : bila marah, diam/disimpan (1,2, 3 hari) lalu meledak

Tumit kanan buat jalan sakit, tangan kanan kesemutan : sering marah-marah saat melakukan pekerjaan.

Dada sesak, napas berbunyi : Punya hobi bercerita

Punya anak 3 tahun memiliki gejala kebocoran di ginjal, badan anak tersebut bengkak karena kekurangan protein : diantara ibu/bapaknya kalau jengkel selalu ditahan/disimpan amarahnya

Sakit kepala sebelah kanan sehingga susah tidur : Pernah waktu memberi nasehat kepada orang tua, terus mereka tidak setuju, kita simpan (ada ganjalan)

Hepatitis C sehingga perut dan kaki bengkak, kanker hati : Kaku dan emosional

Kelakuan aneh, sering bicara sendiri : Ikut aliran aneh-aneh, tenaga dalam, pernafasan.

Kanker di usus besar : marah, disimpan/diam, terus marah lagi, disimpan lagi, dan seterusnya.

Kanker payudara, kanker rahim : sering emosi, marah terus (terhadap suami/anak)

Herpes lengan kiri atas : keinginan kuat sekali (keinginan kurang bagus) terhadap orang lain.

Bintik-bintik air di tangan, gatal : waktu melakukan pekerjaan dengan emosi (tapi bukan marah)/keinginan kuat.

Mata tidak berfungsi dengan baik (tapi sebenarnya masih bagus) : sering meremehkan orang lain

Sakit kuning, batu empedu (yang menyebabkan kuning) : suka menceritakan hal buruk terhadap orang lain (agak berbau fitnah)

Perut kembung : Kalau diberi nasehat, agak jarang menerima.

Lutut belakang kanan agak ngilu-ngilu : sering menyuruh berbuat baik, tapi kalau yang diajak tidak mau terus Jengkel

Lutut kanan untuk berjalan sakit : kalau melakukan pekerjaan grusa-grusu

Epilepsi : sering menyimpan emosi di dalam otak (bisa menyebabkan kanker otak juga).

Solusi dari semua penyakit itu adalah beristighfar, merubah kebiasaan buruk menjadi baik, jangan marah (baik disimpan ataupun dikeluarkan) tetapi setiap masalah harus dimusyawarahkan, dan Tahajud. Percaya atau tidak... tergantung kadar keimanan kita masing-masing..... (bagpen AAL)

Senin, 22 September 2014

sekedar benalu mandi

Orang yang MINDER sesungguhnya adalah orang yang tidak bisa mengucap syukur pada Tuhan..
Tuhan menciptakan manusia LENGKAP dengan BAKAT dan TALENTA, bahkan sekalipun terlahir dengan kondisi "TIDAK SEMPURNA", Tuhan pasti memberikan "SESUATU" yang unik sebagai BEKAL untuk mengarungi kehidupannya...

Jadikanlah setiap KRITIKAN yang kita terima sebagai jalan untuk MEMPERBAIKI diri kita sendiri..!!

Kita sering menjadi orang yang tidak puas..sering tidak menghargai apa yang ada pada kita sendiri..dan selalu memandang rumput tetangga yang lebih hijau..
Kita suka iri dengan kelebihan orang lain, padahal sesungguhnya Tuhan sudah menaruh "BERLIAN" di ladang kita masing-masing..
Yang perlu kita lakukan hanyalah mengucap syukur dan berusaha mengolah ladang kita sebaik mungkin untuk menemukan "BERLIAN" kita sendiri..
Daripada menghabiskan waktu untuk menangisi kelemahan..lebih baik kita menggali dan mengasah "BERLIAN" dalam diri kita sendiri..
Setiap orang punya "BERLIAN" di hatinya dan modal utama untuk menggalinya adalah HATI YANG PENUH DENGAN RASA SYUKUR..!!

Para PEMBOHONG akan di PENJARA oleh kebohongannya sendiri..sedangkan orang yang JUJUR akan menikmati KEMERDEKAAN dalam hidupnya..!!

Siapa bilang 1 itu KECIL dan kurang BERNILAI..??
1 SENYUMAN adalah awal sebuah perkenalan..
1 sentuhan KASIH, mampu memompa SEMANGAT..
1 Langkah, menjadi awal dari sebuah PERJALANAN yang panjang..
1 Kata, dapat mengawali sebuah DOA..
Dan..
Apapun dan bagaimanapun keadaan anda..
Anda sangat berharga di Mata-NYA..
Dan 1 CINTA dari anda kepada sesama, mampu mengubah semuanya yang tak mungkin sekalipun..

Kalau HATI kita "BERSIH", maka tak ada waktu untuk berpikir licik, curang atau dengki sekalipun..!!

Sifat natural dari AIR adalah mengikuti hukum gravitasi, yaitu mengalir ke tempat yang lebih rendah..
Semakin rendah kita tempatkan diri dan hati kita, maka semakin lancar aliran KASIH yang mengalir dari dalam kehidupan kita..
Jika kita ingin diberkati dan menjadi berkat bagi orang lain..maka mulai saat ini, rendahkanlah diri dan hati kita serendah-rendahnya..karena tidak ada satupun yang dapat kita banggakan..
Hidup yang kita jalani hanyalah karena ANUGERAH dan KASIH KARUNIA Tuhan semata...

Bila kita memiliki banyak HARTA, maka kita akan MENJAGA HARTA..namun jika kita memiliki banyak ILMU, maka ilmulah yang akan MENJAGA KITA..!!

Anda mungkin punya..
Satu orang di PIKIRAN anda..
Satu orang di HATI anda..
Satu orang di MIMPI anda..
Satu orang di HIDUP anda..
Akan tetapi..Tuhan akan SELALU HADIR disaat anda TIDAK PUNYA siapapun..!!

Di dalam mengarungi kehidupan akan banyak ombak dan mungkin badai yang akan dihadapi, tapi itulah SENI DARI KEHIDUPAN..
Teruslah kembangkan layar dan NIKMATI PERJALANAN kita hingga sampai ke tujuan...

Semua harus mengalami PROSES PEMBELAJARAN..
Dalam PROSES itu, pasti akan mengalami pahit dan manis, suka dan duka..namun semua itu harus di HADAPI..bukan di HINDARI..
Ketika jalan kita berhadapan dengan tembok..kita jangan menghindarinya, tapi HANCURKANLAH tembok itu..!!
Dan yang bisa menghancurkan tembok itu..maka dia lah yang mempunyai MENTAL YANG KUAT..!!


Renungan pagi

Ali Facid mempunyai sebidang tanah yg kecil.
Suatu hari seorang bijaksana datang dan berkata kepadanya, " Ada batu berharga yang disebut berlian. Jika kamu bisa mendapat 1 berlian, kamu akan menjadi orang kaya."
Karena terobsesi cerita itu, Ali Facid tidak bisa tidur, Kemudian ia menjual ladangnya & pergi ke tempat jauh untuk mencari batu itu.

Berbulan-bulan telah berlalu. Uangnya makin menipis tetapi ia belum menemukan batu itu. Karena putus asa dan malu, ia pun terjun ke jurang, mati bunuh diri.


Sementara orang yang membeli ladang Ali Facid menemukan 1 batu aneh ketika sedang mengolah tanahnya.
Orang bijaksana yang menceritakan tentang berlian kepada Ali Facid pun datang & melihat batu itu.
Ia mengatakan bahwa batu itu adalah berlian.
Ali Facid menjual ladangnya & berburu berlian yang ternyata tertimbun di ladangnya.

Kita sering menjadi orang yg tidak puas, sering tidak menghargai apa yg ada pada kita & memandang rumput tetangga lebih hijau.
Kita iri dengan kelebihan orang lain padahal sesungguhnya Tuhan sudah menaruh berlian di "ladang" kita masing2.
Yang perlu kita lakukan hanyalah mengucap syukur & berusaha mengolah ladang kita sebaik mungkin untuk menemukan "berlian-berlian" kita.

Ada berlian di dalam diri kita. Daripada menghabiskan waktu untuk menangisi kelemahan, lebih baik kita menggali & mengasah berlian di dalam diri kita.
Setiap orang punya berlian di hatinya & modal utama untuk menggalinya adalah hati yang penuh syukur.

Ubah Diri menjadi Karakter Baru

Ubah Diri menjadi Karakter Baru


Trauma, obsesi, atau cobaan hidup, bisa membuat seseorang memutuskan untuk mengubah total dirinya. Ada yang berubah ke arah yang positif, namun ada pula yang berubah ke arah yang negatif.

Untuk melakukan perubahan itu –terlepas dari ke arah positif atau negatif-- dibutuhkan sebuah breakthrough atau pendobrakan.  “Memang, biasanya breaktrough terjadi di masa remaja atau dewasa muda, karena di periode itu kita sedang sensitif-sensitifnya terhadap kondisi diri sendiri. Namun, sesungguhnya breakthrough itu bisa dilakukan kapan saja, di usia berapa pun, sejauh dorongan itu berasal dari dalam diri sendiri. Dengan kata lain, tidak ada kata terlambat untuk mengubah diri dan menggapai mimpi yang selama ini belum kesampaian,” ujar Psikolog Ratih Ibrahim.
   
Ratih mencontohkan dirinya sendiri. Ia mengaku baru melakukan breakthrough setelah berusia 40 tahun. Sebelumnya ia 'hanya' seorang ibu rumah tangga dengan latar belakang sarjana psikologi. “Tapi setelah anak-anak besar dan cukup mandiri, saya merasakan dorongan yang sangat kuat untuk melakukan sesuatu yang lebih berarti, setidaknya bagi diri saya sendiri. Saya ingin memanfaatkan ilmu saya untuk membantu orang lain sekaligus merintis karier saya sendiri,” paparnya.
   
Langkah pertama yang dilakukannya adalah sekolah lagi, termasuk mengambil berbagai kursus dan pelatihan yang akan mendukung langkahnya untuk menjadi seorang psikolog profesional. Kini, di usia 45, Ratih adalah salah seorang psikolog terkenal di Indonesia, bahkan belum lama ini ia diangkat menjadi brand ambassador sebuah merek kosmetik terkemuka.

Anda bisa memilih sendiri akan berubah seperti apa: kupu-kupu, berlian, atau mutiara.
Paparan berikut bisa menginspirasi Anda dalam menentukan pilihan:

Kupu-Kupu:
Si ulat yang buruk rupa bermetamorfosis atau mengubah diri menjadi kupu-kupu yang cantik. Untuk itu, ia menyiapkan banyak hal selama dalam fase kepompong. Misalnya, mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya, melakukan operasi plastik di sana-sini, mengikuti kursus kepribadian, belajar bahasa asing, dan sebagainya. Baru setelah itu, pada waktu yang tepat ... ta-da...! dari balutan kepompong, muncullah seekor kupu-kupu yang cantik dan memukau.

Mutiara:
Selama ini Anda merasa potensi Anda pas-pasan, namun Anda yakin bahwa sebetulnya Anda merasa bisa meraih lebih banyak daripada yang ada sekarang. Untuk itu, seperti halnya kerang mutiara yang berasal dari segumpal kotoran, Anda terus melapisi diri Anda dengan berbagai ilmu serta terus mengasah kepribadian, sehingga akhirnya Anda pun muncul sebagai butir mutiara yang indah dan berkilau.

Berlian:
Ibarat sebutir intan mentah, kilau kepribadian Anda belum memancar ke luar. Namun, setelah terus menerus digosok dan diasah melalui berbagai penderitaan hidup, akhirnya muncullah sebutir berlian yang indah berkilauan, sekaligus batu yang sangat keras (stabil) dan tak bisa digores oleh benda apa pun (kecuali oleh sesama berlian). Itulah sebuah kematangan jiwa, kedewasaan, dan kebijaksanaan. Inilah kilau sekaligus keindahan tertinggi yang bisa dicapai oleh manusia.

Minggu, 21 September 2014

ketika cinta tanpa logika



Cinta menuntut cemburu.

Tanpa cemburu seakan cinta yang ada hanyalah OMDO.
Lantaran cinta dan cemburu, seorang manusia tega membunuh wanita
yang dicintainya. Sebagaimana sebuah kabar yang membuat saya takjub
"mlongo". Seorang mahasiwa membunuh pacarnya lantaran cemburu dan sakit
hati. Karena cinta pula seorang manusia akan senantiasa awet muda, (baca :
mati muda). Lantaran cinta pula asa cita-cita hanya sampai di penjara.

Sepenggal kisah yang mengajarkan tentang cinta salah jalan yang diperankan
dengan sangat tragis oleh aktor mahasiswa, sebuah elemen masyarakat yang
digadang-gadang memiliki tingkat intelektual yang tinggi sehingga mampu
menggunakan akal warasnya ketika hendak melakukan sesuatu.

Tetapi ternyata sang pemain tidak lagi mengindahkan skenario dari Sang
Sutradara Agung tentang jalan meretas asa cinta. Sang pemain lebih suka
menggunakan skenario pilihannya sendiri, suka dan mencintai wanita yang
cakep, (tanpa) melihat dari timbangan dien dan memilih menggunakan alur
yang dituntunkan oleh Syetan dan Hawa Nafsunya.

Betapa banyak kalangan intelektual muda yang menggunakan akalnya hanya
untuk urusan akademis, tetapi menggunakan hawa nafsunya ketika merambah
dunia "cinta". Memiliki pacar seakan manjadi komoditas yang sangat pantas
disandang oleh intelektual muda tersebut. Bukan berarti mencintai harus
dengan logika tanpa perasaan dan emosi, toh hakekatnya perasaan dan
emosi terkadang tidak sejalan dengan akal sehat manusia. Jika perasaan dan
emosi yang berbicara maka tertutuplah pancaran akal sehat manusia.

Jalan mencari dan menyalurkan hasrat cinta terkadang membawa manusia
pada jalan berliku tanpa logika. Begitu pula ketika cinta diejawantahkan
dengan jalan berdua-duaan dengan sang pacar, hingga terjadilah hal yang
dikhawatirkan (baca perzinaan) atau hal-hal yang mendekatinya. begitu pula
cerita pembunuhan lantaran berawal dari cinta. Maka dimanakah letak akal
sehat intelektual muda yang didamba masyarakat secara umum?. Jika jalan
meretas cinta lebih memilih tanpa logika dan mengekor nafsunya silahkan
bersiap diri dengan memanen Cinta tanpa logika berbuah neraka..

Sabtu, 20 September 2014

Cara Mengejutkan Otak dalam Mengontrol Logika dan Rasa Cinta

kandangan
 - Orang kerap kali menganggap kalau otak dan jantung adalah dua organ yang fungsi kerjanya sangat bertolak belakang. Otak kerap dihubungkan dengan sesuatu yang serba logis dan masuk akal, sementara jantung --sering juga disebut dengan hati-- lebih berpengaruh terhadap emosi dan rasa cinta.

Kenyataannya, otak tidak selalu berhubungan dengan pemikiran dan logika. Kenyataannya, organ utama manusia yang satu ini justru berpengaruh besar terhadap emosi yang Anda rasakan, khususnya saat jatuh cinta dan patah hati. Ini tiga fakta menarik yang mengungkapkan bagaimana otak bekerja dalam mengontrol emosi manusia, seperti dikutip dari Your Tango.

1. Batas Tipis antara Cinta dan Benci ada pada Otak
Bukan hati, otak justru yang memengaruhi rasa cinta dan benci pada seseorang. Menurut studi yang dilakukan di University College London, 'sirkuit' cinta dan benci pada otak memiliki struktur yang identik. Kedua bentuk emosi ini dipengaruhi oleh bagian di dalam otak yang bernama putamen dan insula. Dua 'sirkuit' tersebut berhubungan dengan keinginan untuk menyerang, rasa tertekan sekaligus rasa cinta. Semakin dekat sebuah hubungan dan semakin besar rasa cintanya terhadap seseorang, maka potensi untuk lebih sering bertengkar juga besar.

2. Cinta Bisa Menyakitkan Secara Fisik karena Otak
'Love hurts', bukanlah sekadar lirik lagu romantis tapi juga realita. Jika Anda pernah mendengar kejadian ada pasangan paruh baya yang meninggal tidak lama setelah suami atau istrinya meninggal, itu karena ada alasannya dan penyebabnya adalah cinta.

Sebuah studi tentang fungsi syaraf otak telah menemukan bahwa beberapa bagian otak yang memroses rasa sakit secara fisik sangat terkait dengan perasaan sedih dan merana. Jadi ketika orang mengalami patah hati atau sedih yang mendalam, maka fisiknya juga akan sakit. Menariknya lagi, sejumlah peneliti mengklaim bahwa obat-obatan penghilang rasa sakit ternyata bisa digunakan untuk menyembuhkan sakit secara fisik maupun psikis.

3. Otak Menggunakan Cinta Sebagai Pereda Rasa Sakit
Penelitian di Stanford University School of Medicine menemukan bahwa perasaan cinta yang intens benar-benar bisa meringankan rasa sakit dan sama kuatnya dengan obat keras penghilang sakit. Jadi bisa disimpulkan bahwa apapun yang 'hati' Anda rasakan bisa makin intens karena otak yang 'menerintahkannya'.

KATA BIJAK MAHABARATA II

Kutukan orang yg tersiksa tidak akan berakhir sia-sia #Bisma

Menghancurkan hati yang terbebani lebih sulit daripada menghancurkan sebuah istana #Sahadewa

Orang yang mandi di sungai akan bersih tapi, tidak membuat air sungai itu kotor. #Krisna

Sungai yang menampung kotoran, dan membuangnya ke laut. itulah caranya membersihkan dirinya#Krisna

Terkadang kau hanya bisa memperkecil harapan mu!! Yang terpenting adalah menemukan suatu hal yang membuat hatimu damai.

Harus mengambil resiko untuk sesuatu yang kamu pedulikan. Perubahan adalah satu-satunya hal yang terus ada #Krisna

Cangkang kura-kura bisa menjadi beban untuk dirinya, tapi itu adalah satu-satunya perlindungan yang dimilikinya. #yudistira

Demi harus mendapatkan cahaya, harus ada yang merasakan panas. #Pancali

Meski terjebak di dalam lumpur, seekor gajah tetap berbahaya. #Bima

Bagian dari cangkan yg menunjukkan mutiaranya. Jauh lebih penting dari mutiaranya. #Yudistira

Kekuatan bukan pada senjatanya.. Tapi orang yang memegangnya.

Apakah sambaran petir yg pertama kali dg yg selanjutnya ada bedanya?? Yang pasti sebuah pohon akan terbakar untuk sambaran yang pertama. #Yudistira

Ibarat batok kelapa yang tdk bisa melenturkan kekakuannya, meskipun air didalamnya telah mengering. #Bisma

Sebelum menabur benih di ladang gandum, tanaman tua yg ada harus di binasakan terlebih dahulu #Bisma

Merak menetaskan telur putih dan kuning, meskipun merak berwarna warni. #Abimanyu

Janji ibarat ranting pohon, dan akarnya adalah kasih sayang, yang perlu kuat adalah akarnya, bukan rantingnya! #Krisna

Saat inti sari dari batang tebu dihasilkan, maka selain inti sarinya tidak berguna #arjuna

Lakukanlah kebaikan, seperti kamu menghitung bintang, kamu tak akan tahu mana bintang yang sudah kau hitung.

Pertolongan bisa datang tanpa diminta, namun anugerah harus di cari #Subadra

Orang jahat, orang korupsi masih memerlukan orang yang jujur untuk menghitung uangnya. Jadi orang jujur tidak pernah habis di dunia ini. #ILK

Disaat seseorang terganggu dengan ketidakpastian di masa depan, disanalah ia akan mengingat masa lalu. #Kunti

Hidup Ibarat Pohon

Hidup Ibarat Pohon


niat adalah akar
akar yang kuat akan keyakinan
akar yang kuat akan keteguhan hati
Ketulusan dan keikhlasan memaknai akar yang bersembunyi di dalam tanah
Tak pernah iri dengan indahnya bunga yang bermekaran
Tak pernah dengki dengan ranumnya buah di ujung tangkai

Hidup ibarat pohon..
Perjalanan hidup adalah batang
Batang yang kokoh dan keras
Diterpa panas dan diterpa dingin
Diterpa debu dan diterpa air
Batang yang besar dan semakin besar
Batang yung tumbuh dan semakin tumbuh
Perjalanan hidup yang menjadi dewasa dan semakin dewasa

Hidup ibarat pohon..
Pengalaman hidup adalah cabang,
cabang-cabang proses kehidupan
wawasan adalah ranting-ranting,
ranting-ranting ilmu pengetahuan
banyak dan semakin banyak,
terus dan terus bertambah

Hidup ibarat pohon..
berdaun kekayaan hati
kekayaan hati yang hijau akan kedamaian dan kasih sayang
kekayaan hati yang rimbun akan ketenangan
kekayaan hati yang teduh dan meneduhkan

Hidup ibarat pohon..
berkelopak gagasan
berbunga karya-karya yang indah,
indah dan berwarna
berbuah prestasi yang bermanfaat

Hidup ibarat pohon..

Sehebat apa badai yang menghancurkan..
Setangguh apa cuaca berganti..
menggugurkan daun daun hati
menggoyahkan batang-batang semangat perjalanan hidup

Pohon pasti memiliki akar..
Akar yang menguatkan..
Akar yang menancap, menembus, menusuk, menghujam tajam ke dalam tanah,,

Hanya niat yang tulus dan keteguhan hati, yang menguatkan dari segala bentuk ujian dan cobaan..
Hanya akar, yang menahan pohon tetap berdiri dari badai yang menghempas..
Hanya akar, yang menguatkan pohon dari segala bentuk angin yang berdatangan..

Hidup ibarat pohon..

Belajar Pada Tanaman, Kokoh Ibarat Tunas



Salah satu penghuni bumi ini,
yang hadir bersama manusia adalah pepohonan.
Pohon yang kita manfaatkan sebagai sarana kehidupan.
Mungkin selama ini yang sering kita perhatikan bagian dari pohon adalah buah, daun, ranting, cabang dan batang.

Padahal, ada bagian dari pohon yang bekerja 24 jam penuh, dialah akar. Ia menyerap berbagai sari-sari tanah kemudian mengalirkannya ke setiap bagian pohon itu. Sejak aliran sari tanah itu sampai pada batang, dahan, ranting, daun, pohon itu pun menghasilkan buah-buahan yang lebat.

Namun, jika suatu ketika musim beralih, cuaca buruk, suplai air kurang, daun bisa kering kerontang. Ranting bisa rapuh, batang rusak fungsi akar yang menyuplai makanan pun bisa terhenti. Ketika semua fungsi-fungsi tumbuhan tersebut rusak apa yang akan terjadi?
Tumbuhan itu akan tetap hidup selama ada tunas pengganti. Perlu kita amati tunas ini cikal bakal penerus pohon yang sudah diambang mati. Melanjutkan generasinya yang menghadapi kepunahan.

Tunas dapat bertahan walau keadaan musim seburuk apapun. Ia tetap hidup walau daun, ranting atau dahan yang lainnya sudah terancam dalam kesakitan. Ia akan terus bertahan tidak mudah diombang-ambing oleh apa pun.

Ia tetap menjulang tinggi karena ia mempunyai cita-cita yang tinggi. Berharap kelak dirinya bermanfaat bagi generasinya juga bagi tempat dimana ia tumbuh. Ia bisa tetap berdiri kuat dan kokoh karena berpacu pada landasan yang jelas pada batang atau tanah.

Manusia untuk menjadi pahlawan tidak mesti berubah jadi pohon atau tunas. Namun, kita masih bisa belajar pada makhluk yang kadang kita sepelekan keberadaannya ini. Bukankah dalam Al-Quran, Taurat dan Injil manusia itu laksana tunas? (Al-Quran Mushaf Al-Mujib: Edisi Asmaul Husna dan Doa, hal.  594).

Barangkali kita tidak akan bisa seperti Mahatma Gandi, pahlawan asketis dari India. Tidak pula kita bisa seperti Umar Bin Abdul Aziz, khalifah nan Qonaah yang membiarkan dirinya sengsara! guna menyejahterakan rakyatnya. Tidak pula seperti pahlawan-pahlawan heroik lainnya di dunia ini.

Namun, kita masih sebagai pahlawan bagi diri sendiri, bagi keluarga anak-istri, atau setidaknya masyarakat terdekat. Kita sedang membawa misi agar bahagia diri dan membahagiakan orang lain.

Sejenak kita bisa mengingat kembali Muhammad Saw., figur yang tidak mempunyai rumus menyerah pada keadaan sesulit apapun. Begitu juga kita, yang memiliki segudang harapan yang tidak akan pernah habis. Kita ini kuat dan kokoh karena memperjuangkan misi kita.
Pada suatu kesempatan Rasulullah bersabda,

 “ Perumpamaan orang beriman itu seperti tunas tanaman.” (.H.R. Bukhari-Muslim).

Rabu, 17 September 2014

HAM..???,apakah Sesuatu yang Tak Patut Diperjuangkan

HAM..???,apakah Sesuatu yang Tak Patut Diperjuangkan

Mungkin tema yang saya angkat atau lebih kecilnya judul yang saya buat akan menciptakan respon yang lebay dan rasa tidak suka atas tulisan ini. Ya namanya juga pikiran ini selalu ingin berpikir kritis tentang mengapa semua orang terus memperjuangkan HAM sedangkan KAM (KEWAJIBAN asasi Manusia) tidak diperjuangkan…

HAM (hak asasi manusia) merupakan hal yang diperjuangkan di Negara hebat ini. Tidak hanya orang-orang dinegara ini saja yang terus dan gencar memperjuangkan HAM tetapi di semua penjuru dunia sibuk memperjuangkan yang namanya HAM.

Terbersit di benak saya ketika seorang Bapak mengatakan “Kenpa kita selalu memperjuangkan HAK sementara kewajiban kita sebagai manusia tidak sepenuhnya dan seutuhnya kita laksanakan”. Bapak itu juga menambahkan dengan berkata “tidak ada satupun agama yang mengajarkan bahwa manusia dilahirkan dengan HAM, tetapi manusia dilahirkan karena KAM (Kewajiban asasi Manusia).

Sempurnalah kita jika menjalankan KAM yang ada pada diri kita. Kita tidak perlu memperjuangkan HAM, kita tidak perlu memperjuangkan HAK. Kita selalu berkata “ini hak saya, ini hak kita”, selalu HAK yang selalu HAK yang selalu diangkat, selalu HAK yang diperjuangkan. Kenapa tidak kewajiban kita sebagai manusia yang kita perjuangkan dan kita lakukan.

Pertanyaan terus timbul, kenpa manusia memperjuangkan HAK tapi tak mau memperjuangkan kewajiban? Pikiran saya membenarkan dan menyetujui bahwa dengan memperjuangkan kewajiban, dengan melakukan kewajiban kita akan tahu hak orang lain”. Jadi intinya kita tidak perlu memperjuangkan HAK. Apa kita hanya mau menjadi orang yang mau seenakya saja meminta tanpa mau berusaha.

Dengan melakaukan kewajiban kita sebagai manusia, itu sudah cukup untuk dapat menghargai dan menghormati hak orang lain.

Sebagai ilustrasi yang bersuber dari Sumber :www. zulkarnaen.wordpress.com, kerumunan manusia berjas dan berdasi yang sedang memainkan judi baccarat, roullete dan jenis judi lainnya di Las Vegas – Amerika Serikat, menurut kacamata barat adalah manusia yang bermartabat, berjudi adalah hak asasi mereka sebagai manusia.



Dari sudut pandang Islam, dapatkah kita membiarkan judi merajalela di kampung kita?, di dekat Mesjid kita? Atau contoh lain, dapatkah kita membiarkan tetangga kita hidup bersama tanpa nikah dengan alasan itu hak asasi mereka sebagai manusia? Dapatkah kita mengamini foto bugil Aktor dan Artis sinetron dengan alasan itu Kebebasan Berekspresi, Produk Seni, dan Hak Asasi (disaat yang sama Kewajiban Asasi dianggap tidak ada). Para pendukung foto bugil dengan lantang mengatakan, “Yang melihat foto bugil, kemudian terangsang libido seks-nya pertanda otaknya ngeres”. Hati nurani kitalah yang dapat menjawabnya, dengarlah suara hati kita. Apakah kita ingin tetap menjadi hamba Allah yang bermartabat?, atau menjadi manusia dengan status binatang melata bahkan lebih jelek lagi seperti yang digambarkan Allah lewat Surah Al-‘Araaf ayat 179.

Maaf kepada teman-teman yang mungkin merasa ada kemarahan dikarenakan tulisan ini. Tetapi karenateman-teman merupakan orang yang memperjuangkan hak manusia maka sudah sepantasnya teman-teman menghargai hak saya dalam berekspresi.

Dengan kerendahan hati,

Salam Hangat buat semua dari abrar

Selasa, 16 September 2014

hukum cinta dalam islam

hukum cinta dalam islam


Assallamuallaikum wr wb....
Istilah pacaran tidak bisa lepas dari remaja, karena salah satu ciri
remaja yang menonjol adalah rasa senang kepada lawan jenis disertai
keinginan untuk memiliki. Pada masa ini, seorang remaja biasanya
mulai "naksir" lawan jenisnya. Lalu ia berupaya melakukan pendekatan
untuk mendapatkan kesempatan mengungkapkan isi hatinya. Setelah
pendekatannya berhasil dan gayung bersambut, lalu keduanya mulai
berpacaran.

Pacaran dapat diartikan bermacam-macam, tetapi intinya adalah
jalinan cinta antara seorang remaja dengan lawan jenisnya. Praktik
pacaran juga bermacam-macam, ada yang sekedar berkirim surat,
telepon, menjemput, mengantar atau menemani pergi ke suatu tempat,
apel, sampai ada yang layaknya pasangan suami istri.

Di kalangan remaja sekarang ini, pacaran menjadi identitas yang
sangat dibanggakan. Biasanya seorang remaja akan bangga dan percaya
diri jika sudah memiliki pacar. Sebaliknya remaja yang belum
memiliki pacar dianggap kurang gaul. Karena itu, mencari pacar di
kalangan remaja tidak saja menjadi kebutuhan biologis tetapi juga
menjadi kebutuhan sosiologis. Maka tidak heran, kalau sekarang
mayoritas remaja sudah memiliki teman spesial yang disebut "pacar".

Lalu bagaimana pacaran dalam pandangan Islam???
Istilah pacaran sebenarnya tidak dikenal dalam Islam. Untuk istilah
hubungan percintaan antara laki-laki dan perempuan pranikah, Islam
mengenalkan istilah "khitbah (meminang". Ketika seorang laki-laki
menyukai seorang perempuan, maka ia harus mengkhitbahnya dengan
maksud akan menikahinya pada waktu dekat. Selama masa khitbah,
keduanya harus menjaga agar jangan sampai melanggar aturan-aturan
yang telah ditetapkan oleh Islam, seperti berduaan, memperbincangkan
aurat, menyentuh, mencium, memandang dengan nafsu, dan melakukan
selayaknya suami istri.

Ada perbedaan yang mencolok antara pacaran dengan khitbah. Pacaran
tidak berkaitan dengan perencanaan pernikahan, sedangkan khitbah
merupakan tahapan untuk menuju pernikahan. Persamaan keduanya
merupakan hubungan percintaan antara dua insan berlainan jenis yang
tidak dalam ikatan perkawinan.
Dari sisi persamaannya, sebenarnya hampir tidak ada perbedaan antara
pacaran dan khitbah. Keduanya akan terkait dengan bagaimana orang
mempraktikkannya. Jika selama masa khitbah, pergaulan antara laki-
laki dan perempuan melanggar batas-batas yang telah ditentukan
Islam, maka itu pun haram. Demikian juga pacaran, jika orang dalam
berpacarannya melakukan hal-hal yang dilarang oleh Islam, maka hal
itu haram.

Jika seseorang menyatakan cinta pada lawan jenisnya yang tidak
dimaksudkan untuk menikahinya saat itu atau dalam waktu dekat,
apakah hukumnya haram? Tentu tidak, karena rasa cinta adalah fitrah
yang diberikan allah, sebagaimana dalam firman-Nya berikut:
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung
dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa
kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS. Ar-Rum: 21)

Allah telah menjadikan rasa cinta dalam diri manusia baik pada laki-
laki maupun perempuan. Dengan adanya rasa cinta, manusia bisa hidup
berpasang-pasangan. Adanya pernikahan tentu harus didahului rasa
cinta. Seandainya tidak ada cinta, pasti tidak ada orang yang mau
membangun rumah tangga. Seperti halnya hewan, mereka memiliki
instink seksualitas tetapi tidak memiliki rasa cinta, sehingga
setiap kali bisa berganti pasangan. Hewan tidak membangun rumah
tangga.
Menyatakan cinta sebagai kejujuran hati tidak bertentangan dengan
syariat Islam. Karena tidak ada satu pun ayat atau hadis yang
secara eksplisit atau implisit melarangnya. Islam hanya memberikan
batasan-batasan antara yang boleh dan yang tidak boleh dalam
hubungan laki-laki dan perempuan yang bukan suami istri.

Di antara batasan-batasan tersebut ialah:

1. Tidak melakukan perbuatan yang dapat mengarahkan kepada zina

Allah SWT berfirman, "Dan janganlah kamu mendekati zina:
sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu
jalan yang buruk." (QS. Al-Isra: 32) Maksud ayat ini, janganlah kamu
melakukan perbuatan-perbuatan yang bisa menjerumuskan kamu pada
perbuatan zina. Di antara perbuatan tersebut seperti berdua-duaan
dengan lawan jenis ditempat yang sepi, bersentuhan termasuk
bergandengan tangan, berciuman, dan lain sebagainya.

2. Tidak menyentuh perempuan yang bukan mahramnya

Rasulullah SAW bersabda, "Lebih baik memegang besi yang panas
daripada memegang atau meraba perempuan yang bukan istrinya (kalau
ia tahu akan berat siksaannya). "

3. Tidak berduaan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya
Dilarang laki dan perempuan yang bukan mahramnya untuk berdua-duan.
Nabi SAW bersabda, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir,
maka jangan sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan
yang tidak mahramnya, karena ketiganya adalah setan." (HR. Ahmad)

4. Harus menjaga mata atau pandangan

Sebab mata kuncinya hati. Dan pandangan itu pengutus fitnah yang
sering membawa kepada perbuatan zina. Oleh karena itu Allah
berfirman, "Katakanlah kepada laki-laki mukmin hendaklah mereka
memalingkan pandangan (dari yang haram) dan menjaga kehormatan
mereka.....Dan katakanlah kepada kaum wanita hendaklah mereka
meredupkan mata mereka dari yang haram dan menjaga kehormatan
mereka..." (QS. An-Nur: 30-31)
Yang dimaksudkan menundukkan pandangan yaitu menjaga pandangan,
tidak melepaskan pandangan begitu saja apalagi memandangi lawan
jenis penuh dengan gelora nafsu.

5. Menutup aurat

Diwajibkan kepada kaum wanita untuk menjaga aurat dan dilarang
memakai pakaian yang mempertontonkan bentuk tubuhnya, kecuali untuk
suaminya. Dalam hadis dikatakan bahwa wanita yang keluar rumah
dengan berpakaian yang mempertontonkan lekuk tubuh, memakai minyak
wangi yang baunya semerbak, memakai "make up" dan sebagainya setiap
langkahnya dikutuk oleh para Malaikat, dan setiap laki-laki yang
memandangnya sama dengan berzina dengannya. Di hari kiamat nanti
perempuan seperti itu tidak akan mencium baunya surga (apa lagi
masuk surga)
Selagi batasan di atas tidak dilanggar, maka pacaran hukumnya boleh.
Tetapi persoalannya mungkinkah pacaran tanpa berpandang-pandanga n,
berpegangan, bercanda ria, berciuman, dan lain sebagainya. Kalau
mungkin silakan berpacaran, tetapi kalau tidak mungkin maka jangan
sekali-kali berpacaran karena azab yang pedih siap menanti Anda.

Wassallamu`allaikumsallam wr wb...

Lelaki Sejati

Lelaki Sejati

Lelaki Sejati adalah keikhlasan niat, lurusnya tujuan, benarnya maksud dan itiba dengan sunnah Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa salam dalam beramal.

Kriteria Lelaki Sejati menurut Islam (60 kriteria)

1. Islam menjadi pedoman hidupnya yang utama (QS.6:153);
2. Ikhlas menjadi dasar hidupnya (QS.2:207);
3. Taqwa menjadi bekal hidupnya (QS.2:197);
4. Taat menjadi karakteristik khasnya (QS.3.132);
5. Shalat dan sabar merupakan kekuatannya (QS.8:56;32:24);
6. Tsabat (teguh) merupakan sikap hidupnya (QS.8:45);
7. Ukhuwah Islamiyah menjadi pengikat hatinya (QS.49:10;43:67);
8. Tidak mengenal sikap palsu, kamuflase, banyak tingkah dan takabur (QS.25:63);
9. Ruang jiwanya dipenuhi oleh perhatian dan kepedulian yang besar dan penuh kesungguhan dalam mencapai hadaf (tujuan baik) mereka (QS.28:55);
10. Detik-detik malamnya amat berharga, diisi dengan ibadah Qiyamul Lail/Muraaqabatullah (QS.25:64 : 17:79. 76:26);
11. Senantiasa risau dan amat takut akan azab Neraka Jahanam (QS.25:65-66);
12. Punya ukuran-ukuran yang jelas atas kebenaran dalam kehidupannya (QS.25:67.17:29);
13. Tidak menyekutukan Allah, dan tidak menantang (menyalahi) perintah Allah (QS.25:68-71);
14. Tidak menyia-nyiakan hak orang lain dan tidak menzalimi seorangpun (QS.25:72);
15. Hatinya lurus dan hidup subur, dengan iman yang benar (QS.25:73);
16. Senantiasa menginginkan kebaikan yang dilakukan menjamah dan berlanjut untuk setiap generasi (QS.25:74-76);
17. Senantiasa Jujur dalam perkataan dan perbuatan;
18. Senantiasa menjaga tali silaturrahmi;
19. Senantiasa menjaga amanah yang diberikan;
20. Senantiasa menjaga hak tetangga;
21. Senantiasa memberi kepada yang membutuhkan;
22. Senantiasa membalas kebaikan orang lain;
23. Senantiasa memuliakan tamu;
24. Memiliki sifat malu;
25. Senantiasa menepati janji;
26. Tubuhnya sehat dan kuat (Qowiyyul jismi);
27. Berakhlak baik/mulia kepada sesama makhluk Allah; (Matiinul khuluqi);
28. Senantiasa Shalat tepat pada waktunya;
29. Senantiasa memautkan hatinya ke masjid /Cinta Shalat berjamaah di Masjid;
30. Senantiasa membaca dan mempelajari Al Qur’an dan mengamalkannya;
31. Sederhana dalam urusan dunia dan paling cinta pada urusan akhirat;
32. Paling suka melakukan amar ma’ruf nahi munkar;
33. Paling berhati-hati dengan lidahnya (menjaga lidah);
34. Senantiasa cinta pada keluarganya;
35. Paling lambat marahnya;
36. Senantiasa memperbanyak istighfar, berdzikir dan mengingat Allah swt dan memperbanyak Shalawat Nabi;
37. Senantiasa suka dan ringan berzakat, infaq dan bersedekah;
38. Senantiasa menjaga wudhu;
39. Senantiasa menjaga Shalatnya terutama Shalat wajib;
40. Senantiasa menjaga Shalat sunnat Tahajjud dan Shalat Dhuha;
41. Paling cinta dan hormat pada kedua orang tuanya, terutama ibunya;
42. Cerdas / Pikirannya intelek (Mutsaqoful fikri);
43. Aqidahnya bersih/lurus (Saliimul ‘aqiidah);
44. Ibadahnya benar (Shohiihul ‘ibaadah);
45. Rendah hati (Tawadhu’);
46. Jiwanya bersungguh-sungguh (Mujaahadatun nafsi);
47. Mampu mencari nafkah (Qaadirun’alal kasbi);
48. Senantiasa menjaga dan memelihara lidah/lisan (Hifdzul lisaan);
49. Senantiasa istiqomah dalam kebenaran (Istiqoomatun filhaqqi);
50. Senantiasa menundukkan pandangan terhadap lawan jenis dan memelihara kehormatan (Goddhul bashor wahifdzul hurumat);
51. Senantiasa lemah lembut dan suka memaafkan kesalahan orang lain (Latiifun wahubbul’afwi);
52. Benar, jujur, berani dan tegas (Al-haq, Al-amanah-wasyaja’ah);
53. Selalu yakin dalam tindakan yang sesuai ajaran Islam (Mutayaqqinun fil’amal);
54. Senantiasa pandai memanfaatkan waktu (untuk dunia dan akhirat) (Hariisun’alal waqti);
55. Sebanyak-banyaknya bermanfaat bagi orang lain (Naafi’un lighoirihi);
56. Senantiasa menghindari perkara yang samar-samar (Ba’iidun’anisy syubuhat);
57. Senantiasa berpikir positif dan membangun (Al-fikru wal-bina’);
58. Senantiasa siap menolong orang yang lemah (Mutanaashirun lighoirihi);
59. Senantiasa berani bersikap keras terhadap orang-orang kafir yang memusuhi kita (Asysyidda’u’alal kuffar);
60. Senantiasa mengingat akan datangnya kematian;

Mau tahu lebih detail bagaimana menjadi lelaki sejati, berikut videonya:
http://yufid.tv/engkaulah-lelaki-sejati/

Hal-hal Sepele yang Diidamkan Pria

Banyak wanita menduga yang ada dalam pikiran seorang pria hanyalah makan dan seks. Padahal seperti juga wanita yang memupuk berbagai harapan, pria juga memiliki daftar keinginan rahasia yang mungkin saja sama atau bertolak belakang dengan yang dipikirkan wanita.

Beberapa di antara keinginan sepele para pria untuk memenuhi kebutuhan emosional mereka adalah tidur nyenyak, memiliki teman yang bisa berbagi dan bisa melupakan hal konyol yang dilakukan.

Berikut beberapa hal kecil yang didambakan pria seperti dimuat dari Yourtango.

1. Romantisme
Bukan cuma wanita yang ingin mendapat perhatian dari pasangan. Pria juga merasa sangat dicintai jika Anda memberinya hadiah dan kejutan sesekali, memasakkan makanan untuknya serta mengajaknya dalam sebuah kencan romantis.

2. Kejujuran
Banyak pria memiliki indera keenam saat dibohongi pasangan. Meski begitu, pria lebih bisa mengontrol emosinya saat meragukan Anda. Jadi, saat ia bertanya dengan siapa Anda pergi bersikap jujur lebih baik daripada harus berbohong.

3. Ketenangan
Sebagian besar pria awalnya tidak akan berbicara seperti wanita bila tertimpa masalah atau ingin sendiri. Jadi, meski pria terkesan tertutup dan ingin sendiri, bukan berarti ia mengacuhkan Anda. Ia hanya butuh menenangkan diri sejenak.

4. Saling memanjakan
Bagi pria, sebuah hubungan adalah sejajar dan wanita tak perlu harus melayaninya tiap waktu. Sesekali, ia ingin memanjakan pasangan dengan makan malam romantis berdua, atau membelikan barang yang Anda inginkan.

5. Rasa Humor
Rasa humor yang baik akan menjadi penyeimbang dalam hubungan dan mencegah kebosanan. Pria biasanya lebih cenderung mencari wanita dengan selera humor yang baik.

6. Pendengar yang baik
Mungkin sebagian pria hanya bisa jujur saat sedang mabuk. Namun, mereka berharap wanita bersedia mendengarkan unek-unek mereka di kantor atau masalah yang sedang dihadapi. Ini akan membuat pria merasa dapat mengandalkan Anda.

7. Perkawinan
Meski bukan menjadi impiannya saat bertemu dengan Anda, ia berubah pikiran. Perkawinan dengan akan menjadi pilihan paling tepat jika ia merasa kalian ditakdirkan bersama. Kalaupun ia belum melamar, ia hanya masih hati-hati menimbang keputusan ini.

Senin, 15 September 2014

10 Cara Mengungkap Kebohongan Seseorang

10 Cara Mengungkap Kebohongan Seseoran

Berbohong adalah pekerjaan yang sulit.
Dimana seseorang harus menjaga keselarasan dalam segala tanda-tanda kebohongan; tanda-tanda di wajah, gerakan tubuh / gestur, gerakan kaki; begitu sulitnya menjadi penipu. Untuk berbohong dengan jujur (berbohong yang dapat dipercayai), Anda harus menjaga semua detail dari seluruh cerita Anda dengan selaras. Tidak hanya itu, Anda harus menceritakannya dengan bahasa tubuh yang sesuai. Anda harus menjaga keseluruhan segala tanda-tanda emosional yang dapat menyebabkan gagalnya kebohongan.

Sangat sulit menceritakan cerita palsu, dan pasti Anda berpikir bahwa akan mudah untuk menangkap pelaku kebohongan. Itu tidak benar, karena para ahli pun masih sering salah dalam menilai pelaku kebohongan, karena kebohongan itu ada banyak macam, dan kejujuran hanya ada satu macam.

Jadi apa yang dapat dilakukan? Dengarkan lebih dalam, untuk para pemula. Ketika pembohong lebih cenderung menggunakan kata-kata daripada bahasa tubuh atau body language. Ada banyak sekali tanda kebohongan itu bocor, mulai dari pemilihan kata, tinggi rendahnya nada suara, sampai alur ceritanya.

Berikut adalah 10 cara yang sering digunakan pembohong untuk memalsukan atau membelokkan kebenaran, so Anda dapat lebih dapat lebih sadar terhadap kebohongan di sekitar Anda:
Pembohong akan mengulangi pertanyaan dengan pertanyaan yang sama.Hei Joni, apakah kamu sudah mengirim email ke Andi? Apakah aku sudah mengirim email ke Andi? Kalau ini adalah respon dari si Joni, Anda mendapatkan jawabannya-dia belum mengrimkannya. Mengulangi pertanyaan dengan lengkap sama dengan pertanyaan yang diajukan adalah taktik untuk memberi waktu kepada si pembohong untuk mendapatkan beberapa waktu berpikir untuk mencari jawaban palsu. Dalam percakapan alami, orang akan mengulangi beberapa bagian dari pertanyaan saja, ini wajar terjadi. Namun ketika mengulangi semua bagian dari pertanyaan ini adalah hal yang aneh dan sebenarnya tidak perlu-mereka telah mendengar Anda pertama kali.
Pembohong akan memakai nada bertahan. Jika Joni langsung menjawab pertanyaan dengan merendahkan suaranya dan bertanya, apa maksudmu?,suatu kebohongan mungkin sedang dalam proses pengerjaan. Jawaban secara curiga atau pertahanan seperti ini tidak biasanya disebut jika hendak mengatakan kejujuran, dan mengindikasikan bahwa dia sedang menutupi sesuatu-apakah itu adalah kejujuran atau sikapnya kepada Anda ketika bertanya pertama kali.
Pembohong tidak akan menggunakan kata-kata singkat dalam pengelakannya. Bill Clinton merupakan salah satu contoh klasik terhadap apa yang pemeriksa (interrogator) sebut “non-contracted denial” atau penyangkalan dengan cara memperpanjang kata-kata yang seharusnya dapat disampaikan secara singkat. Ketika Bill Clinton mengatakan “I did not have sexual relationship with that woman” penambahan ekstra penegasan yang tidak perlu tidak akan ditemui pada pernyataan jujur. Ia mungkin akan dinyatakan jujur jika mengatakan “I didn’t have sex with her” – lebih singkat tanpa tambahan kata-kata penegasan yang tidak perlu. Clinton berbicara lebih banyak daripada yang ia sadari ucapkan.
Pembohong bercerita dalam kronologi yang kaku. Untuk membuat ceritanya lurus, pembohong melaporkan cerita secara berurutan dan kaku. Mereka tidak ingin diketahui detail-detail lain dari ceritanya, sehingga mereka menceritakan secara detail bahkan saat tidak ditanyakan. Tapi hal seperti ini tidak biasanya ditemui pada pembicaraan yang wajar atau jujur. Kita bercerita seingat kita, dan wajar ketika kita menambahkan detail-detail lain dibagian-bagian tertentu yang kita lewatkan sebelumnya. Karena hal tersebut wajar dalam proses pengingatan informasi, karena mengingat suatu kejadian sangat dekat halnya dengan emosi yang dirasakan pada saat itu. Seringnya adalah kita menceritakan sesuatu yang kita anggap paling emosional, bukan pada segala detail-detail yang kaku.
Pembohong suka memperhalus kata. Sangat manusiawi sekali jika kita tidak ingin terlibat dalam perbuatan yang salah. Ini sangat berhubungan dengan kebohongan, siapa yang tidak malu untuk mengakui perbuatan salahnya. Itu sebabnya mereka menggunakan kata-kata yang lebih halus-daripada mengatakan “aku tidak mencuri dompet itu” mereka mungkin akan mengatakan “aku tidakmengambil dompet itu”. Jika suatu saat Anda bertanya secara langsung kepada seseorang dalam suatu kejadian lalu ia mengganti kata-kata Anda dengan kata-kata yang lebih halus, siap-siap pasang antenna sinyal kebohongan!
Pembohong melebih-lebihkan (me-lebay-kan) kejujuran mereka. “Jadi inilah sejujurnya…” “Sejujurnya…” “Aku bersumpah padamu…” ya, ketika seseorang menggunakan pernyataan demikian sebelum mengatakan sesuatu yang ia anggap kejujuran, maka ini adalah kesempatan baik untuk mereka menyembunyikan sesuatu. Belajar kepada hal dasar dari perilaku seseorang merupakan sesuatu yang penting dalam situasi ini, antara lain: yang ingin Anda dengar apakah jawaban normal ataukah penggunaan frasa/kata yang dapat menyinggung Anda? Tidak perlu untuk menambah pernyataan seperti diatas ketika seseorang ingin berkata jujur, jadi tetaplah waspada.
Pembohong menggunakan “kata ganti orang” yang membingungkan. Dalam berbicara sehari-hari kita hampir tidak memperdulikan kata ganti orang. Namun pembohong dalam aksinya, ia tidak ingin kebohongannya terbongkar, oleh karena itu ia menggukanan kata ganti orang dengan sangat cermat dan teliti. Ia mungkin mengatakan “kamu tidak menuntut gaji ketika kamu tidak kerja kan?” daripada mengatakan dengan jelas “aku tidak minta gaji kalau aku tidak kerja”
Pembohong menggunakan pendahuluan yang panjang namun memendekkan inti kejadiannya. Ketika pembohong ingin membangun kredibilitas, dia akan memberi kesan bahwa ia menceritakan fakta sebanyak mungkin. Seorang peneliti Avionam Sapir menemukan bahwa orang yang seorang penipu akan menambah banyak detail dan fakta di prolog mereka, tapi hampir meniadakan atau memendekkan pesan inti yang seharusnya disampaikan. Pendengar yang jeli dapat melihat bagian yang janggal ini, dan ia dapat bertanya kepada detail yang tak tersampaikan pada inti cerita dari si pembohong.
Pembohong memberi penyangkalan sangat spesifik. Kita telah berdiskusi di atas, bahwa seseorang pada dasarnya tidak ingin diketahui jika ia melakukan kesalahan. Jadi kita dapat kita lihat bahwa pembohong menyampaikan ceritanya adalah dalam bentuk bagian demi bagian, bukan secara langsung membuka semuanya. “aku tidak berbohong padamu” itu adalah pernyataan dari kejujuran, dan kebohongan biasanya akan mengatakan “aku sama sekali tidak pernah membohongi seorangpun seumur hidupku”, dapat disimpulkan lebih lebay dan lebih tertata.
Pembohong memberi pagar pada pernyataan mereka. Ini sering terdengar pada kesaksian di pengadilan, tokoh-tokoh politik yang sering kita dengar,dan hampir tiap saat dalam acara-acara interview di TV. Mereka yang duduk pada kursi panas tersebut memberikan pernyataan “sejauh yang saya ingat…” “jika Anda benar-benar mengerti maka…” “yang saya ingat adalah…” pernyataan dengan “pagar” atau bendungan ini tidak sepenuhnya menjadi indikator kebohongan, namun penggunaan yang berlebihan dapat dicurugai bahwa seseorang itu tidak benar-benar lupa terhadap apa yang ia sampaikan, namun ia hanya ingin merasa aman ketika mengatakan hal tersebut. Karena jika kelak ada tuntutan, ia dapat dengan mudah berkata bahwa dahulu ia mengatakan apa yang ia ingat pada saat itu.
Bahkan tanpa mampu dengan baik melihat bahasa tubuh dan ekspresi wajah, menjadi pendengar yang jeli pun dapat cukup baik dalam mendeteksi kebohongan dari pemilihan kata yang digunakan para pembohong. (*Afiev)

“The truth hurts but it doesn’t kill.

“The truth is hurts, but lies kill.”


“The truth is hurts, but lies kill.”
Kemarin aku menemukan kalimat itu di salah satu akun twitter.. tepat bersamaan disaat aku harus menghadapi kebohongan lagi. Saat aku mengetahui kebohongan itu, aku sudah tidak dapat berkata-kata lagi. Tidak ada amarah, tidak ada air mata, tidak ada rasa apa pun.. aku hanya diam, aku mati.

Aku tidak bisa mempersalahkan kebohongan. Tidak juga bisa mempersalahkan orang yang melakukan kebohongan itu. Aku pernah berbohong, dan aku selalu memiliki alasan kenapa aku memilih berbohong. Untuk itu aku berpikir bahwa kebohongan ini pun tercipta berdasarkan sebuah alasan. Tapi apa?


Jadi teringat sebuah film The Invention of Lying, dimana ada sebuah dunia yang penuh dengan kejujuran. Lalu kemudian satu manusia yang tinggal di dunia tersebut melakukan kebohongan dan dia terus-menerus berbohong. Bukankah memang satu kebohongan akan menciptakan kebohongan yang lain untuk menutupi kebohongan yang pertama?

Begitulah aku harus menghadapi kebohongan yang sama berulang kali. Aku pun mulai bertanya sebanyak berapa kali aku harus mentolerir kebohongan-kebohongan yang sudah diciptakannya? dua kali? tiga kali? atau tidak terbatas dan membiarkan kebohongan itu terus tercipta? lalu.. apakah diriku begitu pantas untuk dibohongi?

Sering kali aku memilih untuk menyakiti seseorang dengan kebenaran, dari pada aku harus berbohong. Bukannya aku sengaja ingin menyakiti, tapi jika aku berbohong itu akan menyakitinya dua kali lipat. So.. percayalah the truth is hurts, tapi itu lebih baik dari pada harus mengetahui sebuah kebohongan yang jauh lebih menyakitkan.

“The truth hurts but it doesn’t kill. The lie pleases but it doesn’t heal.”

Selasa, 09 September 2014

energi negatif (hantu, iblis, setan, dll.) mempengaruhi orang-orang melalui pemikiran?

Bagaimanakah energi-energi negatif (hantu, iblis, setan, dll.) mempengaruhi orang-orang melalui pemikiran?




Untuk dapat memahami artikel ini, kami menyarankan agar anda lebih mengenal artikel-artikel berikut ini:

Struktur dan fungsi-fungsi dari Pikiran
Pengenalan pada berbagai jenis dari hantu-hantu/ iblis
Daftar isi [Tampilkan]

1. Pendahuluan


Dalam artikel kami sebelumnya, kami telah memastikan bahwa mayoritas dari populasi dunia dipengaruhi oleh energi-energi negatif (hantu, iblis, setan dll.) atau mereka akan merasakan efeknya di tahun-tahun yang akan datang. Kami juga telah memberikan nasehat mengenai bagaimana seseorang dapat mengenal dan mengurangi efek dari energi-energi negatif pada diri sendiri melalui penyembuhan dengan spiritual dan praktik spiritual.

Salah satu manfaat dari penyembuhan dengan spiritual dan praktik spiritual adalah kita dapat memhami perbedaan di antara pemikiran yang timbul dari Pikiran bawah sadar dan pemikiran yang diberikan oleh energi-energi negatif (hantu, iblis, setan dll.). Satu cara praktis untuk memahami perbedaan ini adalah dengan mempelajari apakah pemikiran tersebut lenyap atau apakah intensitas atau frekuensinya berkurang setelah penyembuhandengan spiritual.

Namun dalam tahap – tahap awal praktik spiritual, mungkin sulit untuk memahami perbedaan tersebut. Selain itu, ketika pengaruh dari entitas-halus negatif sangatlah kuat, kadang-kadang mungkin diperlukan berbulan-bulan atau bertahun-tahun penyembuhan dengan spiritual dan praktik spiritual untuk memastikan dari mana pemikiran-pemikiran tersebut berasal.

Dalam artikel ini, kami mendata contoh-contoh dari berbagai jenis pemikiran yang diberikan oleh energi-energi negatif dan bagaimana pemikiran tersebut mempengaruhi orang-orang. Kami juga telah menjelaskan bagaimana pengaruh energi-energi negatif tersebut terhadap masyarakat luas berbeda dengan pengaruh mereka terhadappara pencari Tuhan YME/ Spiritualitas. Beberapa tanggapan dan tindakan-tindakan untuk perbaikan juga direkomendasikan bersamaan dengan setiap contoh di atas.

2. Bagaimana energi-energi negatif (hantu, iblis, setan dll.) meningkatkan hasrat keinginan dalam Pikiran


Saat energi-energi negatif (hantu, iblis, setan dll.) mempengaruhi kita dengan meningkatkan hasrat keinginan dalam Pikiran, di mana hal ini biasanya terjadi melalui mekanisme berikut ini.

Energi negatif mengirimkan suatu perintah langsung kepada Pikiran bawah sadar yang sasarannya adalah pusat insting dan hasrat keinginan. Misalnya: “Minumlah alkohol sekarang”, “Makanlah cokelat sekarang”, “tontonlah film sekarang”, “Dengarkan musik sekarang”, “Konsumsilah narkoba sekarang”, “Berhubungan badanlah sekarang”. Sebagai hasilnya, hasrat keinginan untuk bertindak sesuai perintah meningkat pada orang tersebut dan iamerasa ingin melakukan tindakan-tindakan tersebut.

Jika orang tersebut menentang hasrat keinginan ini, atau jika terdapat perlindungan Ilahi, atau jika orang itu merasakan kesadaran Ilahi (Chaitanya) atau Bliss/ Kebahagaiaan abadi (Anand, Ānand), maka energi-energi negatif (hantu, iblis, setan dll), meningkatkan intensitas dari perintah tersebut. Seperti contohnya: “Makanlah berkilo-kilo makanan; makan semua makanan yang ada dalam rumah”, “Berhubungan badanlah dengan 30 wanita” dll. (Perintah-perintahnya mungkin tidak persis seperti yang dijelaskan disini, tetapi prinsip dari perintah dan perasaan dalam Pikiran begitulah adanya)


Metode lain yang digunakan adalah dengan serangan sasaran ke pusat ‘suka’ dan ‘tidak suka’ dengan mengirimkan pemikiran dalam bentuk suatu ‘auto sugesti’, seperti: “Saya suka cokelat”, “Saya cinta alkohol”, “Saya cinta daging”. Kemudian pusat ‘suka’ mengirimkan impresi pada orang itu untuk melakukan tindakan tersebut. Seorang pencari mungkin tidak memiliki sebuah pusat ‘suka’ yang dikembangkan untuk hal-hal ini, namun ia tetap akan mersakan pusat ‘suka’ ini ada pada pikiran bawah sadarnya. Energi-energi negatif (hantu, iblis, setan dll.) membuat upaya ekstra dalam kasus ini, karena seorang pencari memiliki sebuah pusat untuk hasrat keinginan sattvik/ murni spiritual (sāttvik) yang memerangi hasrat-hasrat keinginan buruk tersebut.




3. Bagaimana energi-energi negatif (hantu, iblis, setan, dll.) meningkatkan pemikiran negatif tentang diri sendiri, orang lain dan Spiritualitas


3.1 Pemikiran-pemikiran negatif tentang diri sendiri

Seperti pada contoh sebelumnya, energi negatif (hantu, iblis, setan dll.) mempengaruhi kita melalui pemikiran-pemikiran negatif dan menempatkan pemikiran itu dalam pikiran kita. Dalam hal ini, prinsipnya pun sama, tetapi sugesti menyerang intelek dan ‘pusat’ identifikasi dan penafsiran.

Pemikiran yang mereka kirim tentang diri sendiri adalah, sebagai contohnya: “Anda adalah seorang pencari spiritual yang jahat. Anda layak menderita. Anda sangatlah jahat dan tidak ada jalan keluar. Bunuh diri adalah satu-satunya solusi bagi anda. Sebenarnya, anda seharusnya menghentikan praktik spiritual karena anda adalah seorang yang sangat jahat. “ Kemudian pencari tersebut mendapatkan pemikiran itu dalam pikirannya sbb: “Saya adalah seorang pencari spiritual yang jahat. Saya layak untuk menderita. Tidak ada jalan keluar. Satu-satunya solusi adalah bunuh diri. Saya seharusnya menghentikan praktik spiritual karena saya seorang yang jahat”.



3.2 Pemikiran-pemikiran negatif tentang orang lain

Jenis pemikiran yang ditempatkan oleh energi-energi negative (hantu, iblis, setan) tentang orang lain, sebagai contoh: “Orang ini sangatlah negatif”, “Dia memiliki ego yang besar”, “Apa yang ia katakan sekarang ini adalah ego”, “Orang ini tidak jujur”, “ Dia membecimu dan ingin merugikanmu”. Biasanya hal ini sepenuhnya tidak benar. Hal-hal yang sebenarnya tidak ada ditunjukkan, dan kita seperti melihat gangguan kepribadian dan ego yang tidak terdapat pada orang lain. Tetapi impresi akan hal tersebut ditempatkan dalam pikiran oleh energi negatif dan orang yang terpengaruh mulai berpikir seperti ini tentang orang lain. Dengan cara tersebut,pikiran dari orang yang terpengaruh menjadi keruh.



3.3 Pemikiran-pemikiran negatif tentang Spiritualitas

Pemikiran dikirim oleh energi-energi negatif (hantu, iblis, setan, dll.) yang bertentangan dengan praktik spiritual, termasuk pelayanan seseorang pada Kebenaran Absolut/ Tuhan (satseva, satsēvā), sebagai contohnya: “Praktik spiritual itu palsu”, “Tuhan itu tidak ada”, “ Tuhan membenci anda”, “Guru itu palsu dan menipu Anda”, “Guru/ Tuhan menyukai orang lain lebih dari anda”, “Anda tidak diperlakukan dengan adil”, “Satseva yang sedang anda lakukan bukanlah satseva”, “Penyebaran Spiritualitas tidak dapat terjadi”. Mereka juga dapat mengirimkan keraguan-keraguan intelektual untuk mengabaikan ilmu pengetahuan spiritual, sebagai contoh: “Daging itu bagus karena mengandung zat besi. Jika anda tidak memakan daging anda akan sakit. Ilmu pengetahuan modern telah membuktikan hal ini dan ilmu pengetahuan spiritual lah yang salah.

Energi-energi negatif (hantu, iblis, setan dll.) juga mengirimkan pemikiran yang mendistorsi/ menyimpangkan ilmu pengetahuan spiritual dengan tujuan membawa perilaku tamasik (tāmasik), seperti: “Tidak banyak yang akan terjadi jika anda tidak mandi atau membersihkan rumah. Ini hanyalah hal-hal kasar. Halus/ tak kasat mata lebih penting jadi anda tidak harus melakukan hal tersebut.” Atau bisa menjadi suatu pemikiran untuk mendorong praktik spiritual yang salah, seperti: “Anda seharusnya hanya duduk dan mengucap serta merepetisi dan tidak melakukan satseva karena pengucapan dan repetisi itu dilakukan di dalam diri dan satseva dilakukan secara eksternal pada tingkatan kasar/ fisik. Anda tidak perlu melakukan satseva karena anda telah melampaui hal itu. Anda sudah merasakan Bliss (Kebahagiaan abadi)”.

Dalam kasus-kasus yang lebih ekstrim untuk menyimpangkan atau mengganggu praktik spiritual, energi-energi negatif (hantu, iblis, setan dll.) dapat mengirimkan pemikiran untuk membuat seseorang berpikir bahwa aksi negatif tersebut adalah aksi positif, seperti: “Anda seharusnya membimbing diri anda sendiri. Dengan megikuti orang lain, anda tidak terhubung dengan Tuhan tetapi dengan orang itu. Setiap orang harus menjadi pembimbingnya sendiri”, atau “Narkoba memberikan pengalaman-pengalaman spiritual dan narkoba adalah alat spiritual untuk tumbuh secara spiritual”. Dalam hal memberi tahu orang lain tentang Spiritualitas, energi-energi negatif dapat juga mengirim pemikiran yang salah mengenai bagaimana Spiritualitas seharusnya disebar atau disosialisikan. Mereka dapat memberikan pemikiran-pemikiran untuk melakukan satseva dan menyebarkan Spiritualitas pada tingkatan psikologis yang justru dapat menyebabkan kesalahan. Mereka juga dapat memberikan pemikiran mengenaipenilaian tidak tepat atas seseorang yang ingin mengetahui spiritualitas (Contohnya, mengirimkan pesan bahwaseseorang adalah seorang pencari spiritual padahal dia bukan, dan sebaliknya bahwa seseorang bukanlah seorang pencari spiritual di mana sebetulnya ia adalah seorang pencari spiritual).



4. Bagaimana energi-energi negatif (hantu, iblis, setan, dll.) meningkatkan pemikiran akan kebanggaan dan ego.


Untuk meningkatkan pemikiran kita akan kebanggaan dan ego, energi-energi negatif (hantu, iblis, setan dll.) mengirimkan pemikiran, seperti: “Anda telah melakukan hal ini dengan sangat baik”, “Semua orang akan melihatnya”, “ Anda akan dipuji”, “ Semua orang melihat anda”, “Anda tampak bagus”, “Anda sangat pintar”.

Pemikiran-pemikiran ini bisa saja mengenai hal-hal yang berbeda-beda, bahkan tindakan-tindakan kecil yang tidak penting. Dalam kasus pencari-pencari spiritual/ Tuhan, energi-energi negatif membuat sugesti-sugesti yang lebih kuat, sebagai contoh: “Anda adalah yang terkuat dari semua orang”, “Anda adalah yang terpintar dari semua orang”, dan “Tidak ada seorangpun di dunia ini dapat melakukan hal ini lebih baik dari anda”.



5. Bagaimana energi-energi negatif (hantu, iblis, setan, dll.) memberikan pemikiran yang sangat buruk dan agresif.


Untuk mempengaruhi orang-orang dalam melakukan tindakan-tindakan yang sangat agresif, energi-energi negatif (hantu, iblis, setan dll.) mengirimkan visualisasi/ gambaran dari tindakan tersebut ke dalam pikiran orang itu. Orang terebut melihat tindakannya telah terjadi di dalam pikirannya dan kemudian termotivasi untuk bertindak sesuai apa yang divisualisasikan.

Selain visualisasi, energi-energi negatif dapat mengirimkan sebuah perasaan nikmat dari tindakan tersebut, artinya mereka menyebabkan seseorang mengalami rasa kenikmatan palsu dari membayangkan tindakan yang dilakukan tersebut.







6. Dalam rangkuman – Langkah-langkah untuk mengurangi pengaruh dari energi-energi negatif (hantu, setan, iblis dll) pada pikiran.


Tanpa diketahui sebagian besar umat manusia, pertempuran utama antara ‘baik’ melawan ‘jahat’ telah terjadi di wilayah-wilayah halus/ non-fisik sejak tahun 1993. Dari waktu ke waktu sepanjang sejarah, kekuatan-kekuatan non-fisik ‘jahat’ memperoleh energi spiritual yang cukup untuk mencoba mendirikan sebuah kerajaan iblis di Alam Semesta. Salah satu cara di mana mereka dapat menganggumanusia melalui pertempuran non-fisik ini adalah dengan merajut pemikiran tentang perilaku jahat yang membawa orang-orang menjauh dari mengejar pertumbuhan spiritual dan meningkatkan komponen-komponen Raja and Tama dilingkungan sekitar.

Karena kebanyakan orang tidak mengetahui pertempuran ini, mereka tidak menyadari bahwa pemikiran yang mereka alami bisa berasal dari entitas-entitas negatif di alam spiritual. Hanyalah melalui praktik spiritual yang teratur seseorang mulai mengenali kejadian-kejadian tersebut, belajar untuk mengatasi efeknya dan terlindung dari kejadian tersebut.

Senin, 08 September 2014

LIMA HAL YANG MEMBUAT MANUSIA JERA BERMAKSIAT  

LIMA HAL YANG MEMBUAT MANUSIA JERA BERMAKSIAT  

dikisahkan, pada suatu hari datanglah seorang pemuda ke rumah Ibrahim ibn Adham. Pemuda itu berkata, “Sungguh, aku penuh dosa dan maksiat. Tunjukkanlah aku jalan yang lurus. Berikan aku wejangan khusus agar jera dengan maksiat!”

Ibrahim menjawab, “Anak muda, jika kamu melakukan lima hal ini, kamu tidak akan termasuk orang-orang yang melakukan maksiat.”

Pemuda itu tampak kegirangan, “Jika betul begitu, sampaikanlah segera wejangan yang manjur itu!”

“Pertama, jika kamu ingin berbuat maksiat kepada Allah, janganlah kamu memakan sesuatu pun dari rezeki-Nya.”

Pemuda yang sedari tadi menunggu jawab itu tampak kecewa dengan wejangan Ibrahim. “Betapa kurang beruntungnya aku mendatangi rumahmu, wahai Ibrahim. Bagaimana mungkin engkau mengatakan hal itu, sementara kau tahu jika semua rezeki itu datangnya dari Allah?”

Dengan tenang Ibrahim menjawab, “Jika kamu mengetahui hal itu, apa pantas kamu memakan rezeki-Nya sedangkan engkau berbuat maksiat terhadap-Nya.”

Orang itu terdiam, dan perlahan berkata, “Tidak, wahai Ibrahim.”  Suasana hening. Keduanya tampak sibuk dengan pikiran masing-masing.

“Kedua, jika kamu ingin berbuat maksiat kepada Allah, janganlah kamu bertempat tinggal di Bumi Allah.”

Lelaki itu kembali terheran-heran. “Bagaimana engkau mengatakan hal itu, wahai Ibrahim, padahal semua negeri adalah milik Allah?”

Ibrahim menjelaskan, “Bila kamu mengetahui akan hal itu, apa pantas kamu tinggal di Bumi-Nya dan berbuat maksiat kepada-Nya?”

Lelaki itu pun kembali menjawab “Tidak, wahai Ibrahim.”

Ibrahim melanjutkan, “Ketiga, jika kamu ingin berbuat maksiat kepada Allah, carilah tempat yang Allah tidak melihatmu!”

Lelaki itu berkata, “Wahai Ibrahim, sungguh aku tidak mengerti teka tekimu untuk kesekian kalinya. Beritahukan padaku, bagaimana engkau mengatakan hal itu, padahal engkau tahu jika Allah Maha Tahu segala rahasia, sekecil apapun. Bahkan, getar hatiku di gelap gulita pun Dia mengetahuinya?

Maka Ibrahim berkata kepadanya, “Bila kamu mengetahui hal itu, apa pantas kamu berbuat maksiat kepada-Nya?”

“Tidak, wahai Ibrahim.” Jawab pemuda itu, “Lalu apa selanjutnya?” tanyanya kemudian.

“Keempat, jika datang malaikat maut untuk mencabut nyawamu, katakan padanya, ‘Tundalah barang sedetik saja untukmu bertaubat!’”

Lelaki itu heran dan kembali bertanya, “Bagaimana engkau mengatakan hal itu wahai Ibrahim, padahal Allah berfirman, “Bila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya dan tidak dapat (pula) memajukannya?”

Ibrahim berkata kepadanya, “Bila kamu mengetahui hal itu, bagaimana kamu mengharapkan keselamatan?”

Lelaki itu berkata, “Benar. Berikanlah yang kelima wahai Ibrahim!”

Ibrahim pun melanjutkan, “Kelima, bila datang kepadamu malaikat penjaga neraka Jahannam, janganlah engkau pergi bersama mereka.”

Belum selesai Ibrahim mengatakan nasihat yang kelima, lelaki itu menangis tersedu-sedu sembari berkata, “Cukup Ibrahim! Aku mohon ampunan kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya.”

——-

Abu Ishaq Ibrahim Ibn Adham lahir di Balkh. Berbagai literatur sejarah mengatakan bahwa ia merupakan seorang pangeran asli keturunan Arab yang kemudian memilih untuk meninggalkan kerajaannya dan hidup sebagai seorang pekerja kasar di Suriah.

Konon, Ibrahim wafat pada 165 H/ 782 M dalam ekspedisi melawan pasukan Byzantium.

SHALAT DAN HATI YANG MENDUA


Tak pernah meninggalkan shalat, tapi mengapa masih berbuat keji?

Dalam surat Al ‘Ankabut ayat 45 dijelaskan bahwa, jaminan bagi orang-orang yang melaksanakan shalat adalah dapat terhindar dari perbuatan keji dan munkar. “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.”

Shalat juga harusnya dapat mengentaskan kemiskinan melalui perintah zakat yang disandingkan dengan perintah shalat, “dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat.” (Qs. Al-Baqarah: 110).

Namun, di negara yang mayoritas penduduknya muslim, Indonesia misalnya—yang notabenenya minimal melakukan shalat lima waktu dalam sehari, kasus kejahatan masih tergolong tinggi. Pengemis masih banyak kita temui di jalanan, atau bahkan di rumah ibadah sekalipun, masjid. Kemiskinan masih merajalela di mana-mana. Anak yatim masih banyak yang belum tersantuni. Pejabat yang korup masih tersebar di hampir seluruh ranah kepemimpinan negeri ini. Para pelaku shalat masih banyak yang akhlaknya tidak dapat dicontoh.

Lantas, bagaimana sederet kasus tersebut masih saja terjadi? Apa yang salah? Apakah Allah keliru saat memberikan perintah berupa shalat? (Maha benar Allah atas segala firman-Nya). Atau manusianya yang ternyata masih belum benar melakukan perintah shalat?

Terkait ini, Syekh Abu Al-Hasan Al-Syadzili r.a. dalam Taj Al-‘Arus, mengatakan bahwa “Keadaan dirimu bisa diukur melalui shalat. Jika engkau meninggalkan hal-hal yang bersifat duniawi maka kau bahagia. Tapi, jika tidak, tangisilah dirimu.”

Ibnu Atha’illah, masih dalam Taj Al-‘Arus, mengatakan, “Jika engkau tidak menunaikan shalat dengan khusyuk dan tenang, sesalilah dirimu! Sebab, orang yang duduk dengan pemilik kesturi, ia akan dapatkan wanginya. Sementara, ketika shalat, sesungguhnya engkau duduk bersama Allah. Jika engkau ada bersama-Nya tetapi tidak mendapatkan apa-apa, berarti ada penyakit dalam dirimu, mungkin berupa sombong, ujub, atau kurang beradab. Allah Swt. berfirman, ‘Akan Ku-palingkan dari ayat-ayat-Ku orang yang bersikap sombong di muka bumi dengan tidak benar.’ (Qs. Al-A’raf 7: 146).

Barangsiapa yang ingin mengenal hakikat dirinya di sisi Allah dan mengetahui keadaannya bersama Allah, perhatikanlah shalatnya. Apakah ia melakukan shalat dengan khusyuk dan tenang atau dengan lalai dan tergesa-gesa?”

“Segalanya menjadi tak berguna ketika kita bertemu dengan-Nya (shalat), kecuali orang yang menghadap Allah dengan kalbu yang sehat,” lanjutnya.

Kalbu yang sehat adalah yang hanya bergantung kepada Allah. “Sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri seperti pertama kali Kami ciptakan. Lalu kamu tinggalkan di belakangmu (di dunia) ini apa yang telah Kami karuniakan kepadamu.”

Dapat dipahami bahwa manusia baru bisa datang kepada Allah dan sampai kepada-Nya jika ia datang seorang diri, tanpa apa pun selain Dia (Allah). Allah berfirman, “Bukankah Dia mendapatimu sebagai yatim, lalu Dia memberikan perlindungan?”

Maksudnya, Allah akan melindungimu jika kau benar-benar yatim dari segala sesuatu selain Dia. Nabi Saw. bersabda, ‘Allah itu ganjil (tunggal), senang kepada yang ganjil.’ Artinya, Dia menyenangi hati yang tidak menerima dualisme. Hati itu hanya untuk Allah. Dengan pertolongan Allah, orang yang berada di hadapan-Nya dan mendapat curahan nikmat-Nya dapat memahami. Maka, bagaimana mungkin mereka akan bersandar kepada selain Dia, sementara mereka telah menyaksikan wujud ke-esaan-Nya.”

Dalam firman-Nya, Allah pun menggambarkan kalbu yang sehat dengan peringatan, “Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua hati dalam rongga dada.” (Qs.Al-Ahzab ayat 4)

Artinya, seseorang yang shalat, namun perbuatannya masih jauh dari ridha-Nya, sesungguhnya perbuatan itu tak ubahnya seperti burung yang sedang mematuk-matuk paruhnya. “Tak akan diterima shalat seseorang yang dilakukan bagai seekor burung yang mematuk-matuk makanannya.”

Oleh karena itu,shalat yang hanya menggunakan raganya dengan tidak menyertakan hati di dalamnya (khusyuk), pada dasarnya tidak akan mendatangkan apapun, termasuk pada pahala dan nilai kebaikan akhlak. Tanpa kehadiran hati, shalat kehilangan nilainya. Rasulullah bersabda, “Shalat yang diterima adalah sekadar hadirnya hati.”

Shalat pada dasarnya tidak secara otomatis dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar. Sebagaimana tecermin dalam sabda Rasul Saw. “Tak melakukan shalat orang-orang yang shalatnya tak menghindarkannya dari kekejian dan kemungkaran.” Artinya, shalat dapat menghasilkan kebaikan akhlak, jika perbuatan shalat itu sendiri dilakukan dengan baik dan benar, sesuai syariat (fikih) yang berlaku, juga harus dengan kesadaran penuh akan hadirnya hati dalam rongga dadanya. Sehingga si pelaku shalat tidak akan membagi hatinya untuk hal lain selain Allah.

Shalat yang benar akan termanifestasikan dalam kebaikan akhlak keseharian kita. Jika tidak, sesunggunya hati kita telah mendua, sebagaimana yang disebut dalam surat Al- Ma’un sebagai golongan orang yang lalai. “(Neraka) Wail bagi orang-orang yang shalat. Yaitu orang-orang yang lalai dalam shalatnya. Yang riya (tidak ikhlas karena Allah dan pamer). Dan menolak memenuhi keperluan dasar orang.”

Syekh Abdul Qadir Jailani dalam kitab Futuh Al-Ghayb, mengatakan bahwa, jiwa seseorang pasti berada dalam salah satu dari dua kondisi. Yakni, selamat atau celaka.  Jiwa dikatakan selamat apabila ia menyadari akan adanya kenikmatan yang jauh lebih besar ketimbang kenikmatan di dunia yang serba fana. Makanan, minuman, pakaian, harta, tahta, dan segala jenis yang dianggap sebagai kenikmatan manusia mampu ia singkirkan jauh dari pandangan hatinya.

Sementara itu, jiwa dikatakan celaka adalah jiwa yang tidak ridha terhadap segala ketentuan Allah atas hidupnya, dan mendua di saat perjumpaan dengan-Nya.

Dari Abu Hurairah diriwayatkan bahwa rasul Saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah cemburu, demikian juga orang mukmin. Kecemburuan Allah timbul apabila hamba yang mukmin melakukan perbuatan yang diharamkan-Nya.” (H.R. Muslim)

Bahkan, dalam Mukaddimah Jauharul-Haqa’iq karya Syekh Syamsuddin As-Sumatrani, dijelaskan bahwa sungguh dzalim, orang-orang yang tidak mengetahui kapasitas dirinya sebagai hamba ketika menjumpai-Nya dalam (shalat). “Apa sebenarnya yang membuatmu tidak meng-esa-kan Allah Swt. dalam shalat? Dengan tauhid hakiki (tauhid al-haqiqi), yang merupakan benteng-Nya yang hakiki pula?”

CARA JITU MEMBANGUN EKONOMI KELUARGA



Masalah uang adalah masalah yang sensitif. Sebab dengan uang, manusia dapat melakukan segala cara. Manusia dapat menghalalkan yang haram. Mencuri, merampok, berbohong, hingga ke taraf korupsi. Termasuk bangunan keluarga pun akan berujung perceraian dengan beralasan uang atau hal materi. Pendidikan, sandang, pangan, papan, dsb merupakan faktor yang menunjang bertambahnya kebutuhan keluarga. Bertambahnya kebutuhan ini tidak dapat dipungkiri dan pasti terjadi dalam suatu rumah tangga.

Memasuki gerbang pernikahan berarti memasuki romantika kehidupan baru. Gerbang yang penuh cinta, penuh kasih sayang dan penuh kebahagiaan lainnya. Akan tetapi cinta bisa akan cepat pudar apabila muncul permasalahan-permasalahan baru. Seperti menambahnya beberapa kebutuhan rumah tangga. Oleh sebab itu, agar hal-hal buruk tidak menimpa keluarga, maka cukupnya ekonomi merupakan salah satu hal yang harus dipertimbangkan secara matang ketika akan menuju ke jenjang pernikahan. Lantas, bagaimana caranya membangun ekonomi keluarga tersebut?

Pertama, benahi bangunan ke-Islam-an keluarga.

Bangunan ke-Islam-an merupakan syarat utama dalam memilih pasangan dan memulai kehidupan berkeluarga. Sebagaimana Rasul saw bersabda bahwa dalam memilih pasangan hendaklah dikarenakan agama. Jika memilih karena harta, ia akan musnah. Jika memilih karena paras, ia akan hancur ditelan waktu. Begitu pula dalam membina rumah tangga. Setiap pasangan suami istri tentu menginginkan hubungan yang harmonis, tentram, dan sejahtera dalam ikatan mawaddah wa rahmah. Islam adalah pedoman bagi kelangsungan hidup bahagia dalam mengarahkan manusia mencari ekonomi keluarga sesuai fungsi suami. Isteri dalam kapasitasnya menjaga dan mengolah harta suami dengan penuh tanggung jawab. Anak menerima hasil jerih payah orang tuanya dengan benar. Tidak untuk digunakan foya-foya.

Manusia tidak akan berani mencuri, merampok, korupsi dan hal haram lainnya jika bangunan ke-Islam-an nya kuat. Mereka akan takut pada Allah SWT. Kalaupun si suami khilaf, maka kewajiban isteri lah untuk mengingatkan. Bukan malah sebaliknya, mendukung suami untuk berbuat dzalim. Begitu juga dengan si isteri. Jika sedang khilaf, maka suami harus mengingatkan dan mengarahkannya ke jalan yang lurus. Sebab suami dan isteri adalah pakaian dalam kehidupan manusia. Mereka harus saling menutupi segala jenis kekurangan. Mereka harus saling mengingatkan dan memperbaiki segala khilaf yang ada. Sebagaimana firman-Nya “Mereka (para isteri) adalah pakaian bagimu, dan kamu (suami) pun adalah pakaian bagi mereka”. (QS. al Baqoroh: 187)

Kedua, benahi Aset Rumah Tangga.

Anak, isteri dan suami adalah aset keluarga bahagia. Kadang kita masih suka menghitung aset yang kita miliki, yang kita kumpulkan satu demi satu, rupiah demi rupiah. Pernah kita juga menghitung aset dalam diri kita yang tidak berujung. Misalkan saja orang tua yang menyekolahkan sampai sarjana, jika dihitung-hitung, ternyata memang cukup besar. Ada yang ketemu berapa milyar. Tentu harga kita masing masing akan berbeda. Saya disekolahkan di Negeri mungkin Bapak atau Ibu di swasta sehingga perbedaan itu lah yang membedakan.

Kemudian kita memiliki anak yang berfungsi sebagai penerus orang tua. Ini juga merupakan aset, namun secara ekonomis belum dapat berdiri sendiri dan pada hakikatnya kita sedang membangun aset kita sendiri. Kadang  kita juga lupa bahwa kita lebih senang mengembangkan aset dari pada mempertahankan aset dahulu baru mengembangkan kemudian. Karena aset yang sudah ada perlu dijaga dan juga dalam pengembangan aset tak terlihat juga membutuhkan dana atau aset likuid. Sebagian dari kita sibuk akan investasi di sana sini tetapi tidak mempertahankan aset kita. Mungkin pada saat tidak terjadi resiko kita bisa senyum namun sudah siapkah kita jika terjadi resiko.

Pemikiran kita adalah aset, anak adalah aset, jadi mari kita pertahankan aset dahulu. Kita didik isteri (sebagai tanggung jawab suami) dan anak (sebagai tanggung jawab keduanya) dengan akhlak dan kode etik manusia Muslim dengan berpegang pada akhlak Rasul saw sehingga menghasilkan kelayakan ekonomi yang sesuai ajaran Islam. Sebab bagaimanapun juga ekonomi merupakan salah satu pilar penting kehidupan keluarga. Membangun ekonomi tidak akan mungkin tanpa memperhatikan aspek lain sebagai fondasinya. Tanpa dibangun ekonominya maka keluarga tidak mungkin hidup tenang dan sejahtera. Akan tetapi, ekonomi juga tidak akan tumbuh sempurna jika di dalam rumah tangga tidak menyandang sifat-sifat jujur, terpercaya, amanah, saling mengasihi dan sifat-sifat mulia lainnya.

Rasul dalam membangun keluarga, tidak terkecuali ekonomi, diawali dengan membangun akhlak. Keluarga diajak untuk berperilaku jujur, adil, berkata benar, memenuhi janji, peduli sesama, saling mencintai, tolong menolong, menghargai ilmu pengetahuan dan seterusnya. Perilaku seperti itu dianggap sebagai penentu, kunci, atau aspek yang sangat strategis terhadap bangunan sosial lainnya ke taraf yang lebih luas. Tidak akan mungkin dibangun keluarga yang sejahtera, adil dan makmur jika watak, perilaku atau akhlak lingkungan terkecil manusia (keluarga) rusak. Sedangkan tatkala membangun akhlak, Rasul menggunakan pendekatan ketauladanan (uswah hasanah).

Gambaran itu memberikan pengertian bahwa dalam membangun ekonomi di zaman Rasul, di antaranya ditempuh dengan cara membangun ekonomi keluarga terlebih dahulu dengan tetap memperhatikan masyarakat sekitarnya. Sebab keluarga adalah aset terpenting bagi suatu negara. Sebagai ilustrasi yang lebih nyata, Rasul memberikan contoh, jika seorang keluarga lagi memasak masakan yang istimewa, maka dianjurkan agar kuahnya diperbanyak, sehingga sekalipun sebatas kuahnya bisa dibagikan kepada tetangga dekat. Tetangga tidak boleh dibiarkan hanya ikut merasakan lezatnya masakan hanya dari baunya saja. Ini harus diajarkan pada aset-aset kita.

Begitu juga Rasul mengajarkan pada umatnya untuk selalu menjaga harga diri. Tidak menunggu bantuan atau uluran tangan orang lain dan juga tidak mengemis pada pemerintahan. Sebaliknya, kita harus aktif mencari nafkah untuk keluarga dengan kerja keras. Sebab memberi lebih baik daripada menerima. Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Sebagaimana Rasul memberikan kampak kepada pengemis sebagai alat untuk digunakannya bekerja. Rasul tidak mengajarkan sikap pragmatis dengan memberikan makanan ataupun minuman, tapi kampak sebagai sarana bagi si pengemis untuk bekerja keras.

Islam dalam membangun ekonomi, dilakukan secara utuh, yakni membangun kehidupan secara keseluruhan. Keluarga dibangun akhlaknya, silaturrahminya, semangat saling membantu, kejujuran dan keadilan, kesetaraan derajat dan kepeduliannya antar sesama. Atas dasar sifat-sifat mulia itu kemudian berimplikasi pada masyarakat luas agar selalu ta’awun, membangun kasih sayang di antara semuanya. Mereka disatukan baik di masjid tatkala shalat berjamaah pada setiap waktu, maupun dalam memenuhi ekonomi kebutuhan hidupnya, sehingga jika sukses dalam keluarga, maka sukses pula negara. Mudah-mudahan kita semua termasuk hamba-Nya yang mampu membangun ekonomi keluarga dengan baik dan berdasarkan ajaran Islam. Aamiin.***